Seluk Beluk Cara Budidaya Caisim Dengan Modal Kecil


Perkembangan perjuangan masakan yang sangat pesat ternyata turut memberikan efek kasatmata kepada sektor pertanian di Indonesia. Sebut saja penggunaan sayur caisim sebagai materi baku bisnis masakan yang makin meningkat. Banyaknya usaha kuliner yang mengangkat masakan China sebagai hidangan terutama menjadi salah satu aspek tingginya ajakan masyarakat atas produk budidaya caisim.





Pada dasarnya, perkembangan tumbuhan caisim yang tergolong cepat menjadi keuntungan tersendiri bagi para pelaku budidaya. Sebab, perputaran modal usahanya juga akan menjadi lebih singkat. Apalagi bila kualitas panen caisim yang dihasilkan cukup baik dan patut diterima konsumen di pasar-pasar modern ataupun supermarket. Lalu, bagaimana cara kita memulai perjuangan pertanian caisim?





Baca Juga : 6 Teknik Cara Budidaya Lada Secara Tepat dan Efektif





Prosedur Budidaya Caisim yang Baik dan Benar










Di bawah ini merupakan beberapa langkah simpel yang diperlukan dalam proses pembudidayaan caisim.





1. Persiapan Alat dan Bahan





Persiapan Alat dan Bahan
(Sumber: Ilmubudidaya.com)




Agar hasil buatan lebih maksimal, petani diusulkan untuk menggunakan benih caisim yang sudah tersertifikasi dan memiliki daya pembiasaan baik terhadap keadaan lingkungan setempat, khususnya kawasan di sekitar lahan pertanian caisim. Selanjutnya, siapkan pupuk kandang atau pupuk organik kompos dengan aturan 3 ton per hektarnya. Selain pupuk organik, petani mampu menambahkan 150 kg pupuk KCL, 100 kg SP-36, dan 250 kg pupuk urea per satuan hektar lahan, biar mutu caisim lebih mumpuni.





Pastikan pula untuk menyiapkan perlengkapan pertanian mirip garu, kored, baskom, gembor, dan cangkul. Media persemaian tanaman caisim dapat disediakan dengan menciptakan bedengan seluas 1% dari total luas tanam. Misalnya saja kalau luas tanamnya 500 m2, maka bedengan yang dibutuhkan adalah 5 m2 dengan detail ukuran panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi sekitar 15-20 cm.





Baca Juga : 6 Rahasia Cara Budidaya Kunyit dari Tahap Awal Hingga Panen





2. Persiapan Lahan Semai dan Lahan Budidaya





Persiapan Lahan Semai dan Lahan Budidaya
(Sumber: Sumberplastik.co.id)




Berikut ialah langkah-langkah dalam merencanakan bedengan yang perlu dilakoni dengan teliti:





  • Usahakan untuk membuat bedengan persemaian sedari 1 bulan sebelum penanaman berjalan. Sebaiknya, petani memilih lahan dengan tanah yang gembur dan subur serta mampu menemukan sinar matahari langsung dan gampang untuk diawasi.
  • Taburkan pupuk kandang yang telah matang ke permukaan bedengan semai. Untuk dosisnya yakni 2-3 kg per 1 m2 atau sekitar 10-15 kg per 5 m2. Jika tekstur tanah dirasa kurang gembur, petani dapat menyertakan sekam bakar dalam jumlah cukup.
  • Kemudian, siram bedengan dengan air bersih supaya tanahnya lebih lembab. Untuk cara penanaman benih caisim sendiri mampu dijalankan dengan membuat alur semai secara melintang pada bedengan dengan jarak alur berkisar antara 8-10 cm. Petani mampu menanamkan benih dengan tingkat kerapatan 4-5 benih caisim per 1 cm di sepanjang alur tanam. Bila telah, secepatnya tutup alur dengan tanah disekitarnya.
  • Selanjutnya, tutupi permukaan bedengan menggunakan daun pisang, karung goni, atau plastik selama 3 hari sampai benih caisim mulai berkecambah. Lakukan perawatan tanaman caisim dengan menyiangi gulma di sekeliling lahan semai dan menyiramnya secara terencana.




Adapun upaya antisipasi lahan untuk pembudidayaan caisim yang dibutuhkan yakni:





  • Pilihlah lahan pertanian dengan keadaan tanah lempung berpasir, gembur, subur, dan memiliki kandungan organik yang tinggi dengan pH optimal sebesar 6-6,8. Namun apabila pH tanah relatif asam, petani dapat memanfaatkan kapur pertanian dengan takaran 50 kg/500 m2, atau 1 ton/hektarnya. Lahan yang mau digunakan untuk pembudidayaan caisim semestinya bisa menerima sinar matahari dalam jumlah cukup dan terletak di ketinggian 100-1.000 mdpl.
  • Bajak atau cangkul lahan budidaya supaya tanahnya menjadi terbalik dan lebih gembur. Selain itu, mencangkul lahan sebelum menggunakannya dapat mematikan perkembangan gulma disekitar lokasi tersebut.
  • Lalu, buatlah plot berukuran 5×5 meter dengan jumlah buah maksimum sebesar 20. Dalam setiap 1 plot, akan ada 4 bedengan dengan jarak antar bedengan sebesar 20 cm.




3. Proses Penanaman dan Perawatan Tanaman Caisim





  • Siram lahan secara berkala menjelang proses penanaman caisim agar kondisi tanahnya lebih lembab. Bagilah bedengan menjadi 4 baris tanam dengan jarak antar barisnya sebesar 25 cm, sementara untuk jarak baris terluarnya ialah 12,5 cm, terhitung dari bab pinggir bedengan.
  • Kemudian, tanam bibit caisim pada lubang tanam yang telah dipersiapkan. Lubang tanam seharusnya memiliki kedalaman antara 2-3 cm dan jarak tanam antar barisnya sepanjang 25 cm. Sebagai perhiasan berita, setiap lubang tanam cuma mampu diisi oleh 1 bibit caisim.
  • Usai proses penanaman rampung, buatlah alur diantara baris flora caisim. Dimana alur tersebut akan dipakai untuk pemupukan nantinya. Tahap pemupukan permulaan akan menggunakan pupuk dengan variasi Urea sebanyak 30%, KCL sebanyak 50%, dan SP-36 sebanyak 100%. Sementara pupuk lanjutan mampu diberikan sehabis flora caisim berusia 15 hari setelah tanam. Nah, dukungan pupuk tersebut mampu dilakukan dengan menaburkan pupuk organik dan kimia ke alur yang sudah ditawarkan.
  • Setelah itu, tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah. Lalu, lakukan penyiraman secara terencana agar lahan budidaya tidak mengalami kekeringan. Setelah 7 hari berlalu, perhatikan perkembangan tanaman caisim. Jika dirasa ada bibit yang layu atau mati, petani mampu mengambil langkah-langkah lanjutan dengan melakukan penyulaman.
  • Siangi tumbuhan caisim secara rutin untuk melenyapkan keberadaan gulma pengganggu.
  • Agar jadinya makin optimal, petani mampu menawarkan pemupukan suplemen dengan menggunakan pupuk NPK. Cukup larutkan 200 gram NPK ke dalam 10 liter air dan kocorkan campuran tersebut pada 1 plot tanam. Pemupukan embel-embel sendiri mampu dilaksanakan pada hari ke-10 dan ke-15 pasca tanam.




Baca Juga : 8 Langkah Cara Bercocok Tanam Padi dari Awal Sampai Panen





4. Panen dan Perlakuan Pasca Panen





Panen dan Perlakuan Pasca Panen
(Sumber: Dayaternak.com)




Secara garis besar, proses pemanenan flora caisim mampu dijalankan dikala usianya meraih 30-35 hari sehabis tanam. Dimana proses pemanenan sendiri akan dilakukan secara sedikit demi sedikit sebanyak 5 plot di setiap minggunya sesuai dengan usia tanaman caisim yang siap dipanen. Guna memudahkan petani dalam mencabut tanaman caisim, sirami lahan tanam dengan air terlebih dahulu. Kemudian, cuci bersih caisim biar sisa-sisa dan kotoran lainnya hilang.





Selanjutnya, angin-anginkan tanaman caisim supaya tidak terlampau lembab dan gampang membusuk. Satukan beberapa buah caisim dan ikat memakai tali rafia maupun blarak kelapa. Supaya tampaklebih menawan, petani dapat menyertakan isolasi berlabel merek atau bungkus plastik terbuka dengan cetakan logo di atasnya sebelum memasarkannya ke pasar.





Meskipun termasuk sebagai tumbuhan yang mudah dibudidayakan, ternyata masih ada beberapa hambatan yang kerap mengakibatkan hasil panen tidak optimal dan mutu caisim buruk. Diantaranya yakni serangan hama dan penyakit seperti halnya ulat tanah, ulat grayak, belalang, penggorok daun, amis daun, dan penyakit bau akar. Untuk menanggulangi hal tersebut, petani dapat melakoni sanitasi lahan dengan baik, membasmi dan mencampakkan hama yang mengganggu tanaman caisim. Tidak hanya simpel dan murah, budidaya caisim diklaim mampu memberikan laba yang berlimpah terhadap pelakunya. Bagaimana? Tertarik untuk mengawali perjuangan pertanian satu ini?





Jangan lupa untuk ikuti perkembangan situs web kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayu Bakar – Jenis, Pemanenan, Nilai Kalor, Penggunaan & Pemanfaatan

How To Quickly Relieve A Sore Throat In 2023

How To Cure Swollen Gums And Toothache Naturally In 2023