Kayu Bakar – Jenis, Pemanenan, Nilai Kalor, Penggunaan & Pemanfaatan


Pemanfaatan hutan sudah dikerjakan oleh manusia sejak dahulu. Kegiatan mempergunakan hutan tersebut bertujuan untuk menerima jasa lingkungan, mempergunakan hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu, serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu dengan tetap menjaga kelestarian hutan demi kesejahteraan masyarakat.





Salah satu pemanfaatan kawasan hutan paling sederhana yakni untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari penduduk sekitar hutan, contohnya penggunaan kayu untuk materi bakar. Berdasarkan sifat mekanik kayu, kayu dengan kekuatan belah rendah adalah jenis yang paling baik untuk kayu materi bakar.






Apa Itu Kayu Bakar?





Kayu bakar ialah semua jenis bahan kayu yang dikumpulkan lalu digunakan selaku materi bakar. Kayu yang digunakan untuk materi bakar lazimnya tanpa lewat proses khusus, selain pengeringan dan pemotongan. Oleh karena itu, bab kayu seperti kulit kayu, mata kayu, pith dan sebagainya masih terlihat jelas.





Selain penebangan kayu kompersial, penggunaan kayu sebagai materi bakar juga berkontribusi kepada terjadinya degradasi lahan hutan. Di beberapa tempat pun sudah ada larangan bagi masyarakat untuk tidak melakukan pemanenan kayu supaya menyingkir dari deforestasi. Akan namun hal ini berefek pada penduduk miskin yang sulit untuk mencari alternatif materi bakar, utamanya untuk mengolah masakan.





Pemanenan Kayu





Bagian pohon yang sering dipakai untuk kayu bakar ialah bagian diatas percabangan batang utama. Kayu dengan tegangan geser rendah mempunyai sifat baik untuk dibakar alasannya adalah kayu dengan tegangan geser kuat lebih patut menjadi materi konstruksi dan produk furniture dengan nilai ekonomis lebih tinggi.





kayu bakar




Kayu bakar diperoleh dari hutan dengan cara menebang kayu, memungut cabang atau ranting yang patah, serta mampu juga berasal dari limbang industri kayu. Di beberapa daerah, hutan sengaja dilestarikan sebagai sumber kayu.





Di hutan hujan tropis seperti di Indonesia, umumnya cabang dan ranting untuk dibakar diambil pribadi dari tanah alasannya lebatnya vegetasi flora.





Pemanfaatan kayu yang jauh dari lokasi pemanenan mampu berisiko berbagi serangga hama hutan. Oleh alasannya adalah itu, kayu yang ditujukan untuk bahan bakar sebaiknya diiris didekat lokasi pemanenan.





Jenis Kayu Bakar





Selain digunakan untuk kebutuhan mengolah masakan, kayu bakar juga menjadi materi utama api inggun saat kita melakukan aktivitas di luar ruangan. Contohnya pada acara berkemah dan mendaki gunung, pengerjaan api unggun ialah bab dari rangkaian acara untuk menghangatkan diri.





Tidak sembarang kayu dapat menciptakan pembakaran yang baik, sehingga kita mesti menentukan bagaimana kayu yang sesuai untuk dibakar. Pastikan kita menentukan kayu yaang tidak mudah habis terbakar. Ciri kayu yang tidak mudah habis terbakar yakni padat tetapi betul-betul sudah kering.





Hindari penggunaan kayu kecil dan tipis namun tidak berisi. Kayu kering yang kosong atau bersarang cenderung cepat habis terbakar. Selain itu, supaya kayu cepat terbakar maka pilihlah kayu dengan tingkat kelembaban rendah.





Penggunaan Kayu Bakar





Banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan bahan bakar kayu untuk mengolah masakan di rumah. Dari sudut pandang kesehatan, hal ini tidak ideal karena berpotensi terjadi paparan asap karbon dioksida yang berbahaya bagi anggota keluar. Pertimbangan menentukan kayu bakar dibanding gas elpiji dan minyak tanah adalah harganya yang murah.





tungku kayu bakar




Sejumlah studi ilmiah menyatakan bahwa menghirup partikel halus dari udara hasil pembakaran mampu menjadikan penyakit jantung, asma, bronkitis dan sebagainya. Data dari World Bank menyebut sekitar 165.000 masyarakatIndonesia mengalami maut dini alasannya adalah nanah akses pernapasan balasan pembakaran kayu di dalam rumah.





Pada tahun 2017, sebanyak 31,3% warga pedesaan di Indonesia masih menggunakan kayu bakar untuk mengolah masakan. Angka tersebut jauh dibawah persentase warga perkotaan, yakni 5,15%.





Nilai Kalor





Kadar air yang terkandung dalam kayu yang dibakar akan menentukan bagaimana kayu terbakar dan berapa nilai panas yang dihasilkan. Kayu yang masih hijau atau belum dikeringkan memiliki massa dua kali lipat ketimbang kayu kering yang disebabkan oleh kadar air. Sedangkan jikalau telah dikeringkan, kadar air yang tersisa turun menjadi 20% sampai 25%.





Pengukuran nilai kalor kayu dapat dijalankan dengan rumus nilai kalor kayu kering oven dikurangi kalor uap sesuai kadar air kayu kering. Nilai kalor setiap kayu yang dibakar mampu berbeda-beda tergantung jenis kayu yang digunakan.





Pemanfaatan Pohon





Kehidupan tradisional masyarakat Indonesia sangat akrab dengan penggunaan kayu untuk materi bakar mengolah masakan. Namun semenjak tahun 1990-an penggunaannya makin menurun dengan meningkatnya penggunaan arang kayu untuk menggantikannya.





Hal ini disebabkan oleh sifat kayu yang inferior dengan elastisitas negatif. Artinya makin tinggi pendapatan individu, maka makin kecil individu tersebut memakai kayu selaku bahan bakar dan mulai beralih ke bahan bakar lain yang lebih simpel. Akan namun, kayu bakar tetap menjadi alternatif bagi penduduk lapisan menengah ke bawah.





Kayu bakar juga menjadi mata pencaharian warga miskin. Penduduk di desa-desa Jawa Barat lazimnya menjualnya ke konsumen dengan harga Rp 600 per kilogram. Kayu untuk pembakaran tersebut lazimnya berasal dari limbah penggergajian kayu atau memungut dari hutan.





Meski tersedia materi bakar lain yang lebih mudah, bersih dan nilai kalornya lebih tinggi, namun berbagai jenis kuliner tetap memerlukan kayu untuk memasaknya. Kayu bakar diyakini menghasilkan kuliner yang lebih sedap dibanding memakai minyak atau gas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

List Of Gambar Anak Dan Ibu Mewarnai 2023

List Of Ukuran Pas Foto Untuk Nikah References

Review Of Tes Logika Gambar Dan Jawabannya Ideas