Ekspresi Dominan Hujan – Pemahaman, Waktu, Proses, Jenis & Imbas Pemanasan Global
Sebagai negara beriklim tropis yang terletak di garis khatulistiwa, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki 2 demam isu utama, adalah isu terkini hujan dan ekspresi dominan kemarau. Diantara kedua musim tersebut ada isu terkini transisi yang disebut animo pancaroba.
Pengertian Musim Hujan
Musim hujan yang juga disebut ekspresi dominan lembap ialah demam isu dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu kawasan dibandingkan rata-rata curah hujan dalam waktu tertentu secara tetap. Musim ini cuma terjadi di kawasan tropis, contohnya ialah Indonesia.
Secara teknis meteorologi, suatu wilayah mengalami ekspresi dominan hujan bila besarnya curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter dan dibarengi oleh beberapa dasarian berikutnya. Dasarian merupakan satuan waktu meteorologi yang lamanya 10 hari.
Permulaan trend penghujan mampu berjalan lebih awal atau maju, sama, serta lambat atau mundur daripada waktu normal rata-rata dalam masa 30 tahun.
![tangan dan hujan](https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/09/tangan-dan-hujan.jpg)
Berdasarkan jumlah curah hujan, ekspresi dominan hujan bersifat “wajar ” kalau persentasenya berada diantara 85% sampai 115% dari rata-rata 30 tahunan, kemudian bersifat “atas normal” kalau melebihi 115% dari rata-rata catatan 30 tahunan, serta bersifat “bawah wajar ” bila kurang dari 85% dari rata-rata catatan 30 tahunan.
Jika curah hujan dalam satu dasarian tinggi tetapi tidak dibarengi dasarian berikutnya atau tidak konsisten, maka cuaca tersebut dianggap selaku peralihan demam isu atau animo pancaroba.
Proses Terjadinya
Musim penghujan terjadi dikala ada perbedaan antara massa daratan dan suhu samudera yang jaraknya saling berdekatan. Ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh perbedaan cara air dan bumi dalam menyerap panas matahari atau sumber panas yang lain. Air mempunyai suhu lebih merata, sedangkan tanah mempunyai kombinasi dalam menyerap suhu.
Pada era yang lebih hangat, matahari akan memanaskan tanah dan air. Air memiliki sifat memantulkan panas dan tanah tidak memiliki sifat tersebut, sehingga tanah akan mengalami kenaikan suhu lebih tinggi dibanding air.
Kondisi tersebut mengakibatkan udara di atas bumi mempunyai tekanan rendah dan membuat udara lembab dari maritim yang berhembus ke darat.
Udara lembab yang berada di atas permukaan tanah akan naik lebih tinggi lalu mengalami pendinginan dan kembali berhembus ke maritim. Siklus ini terus berulang hingga udara lembab tersebut memebntuk awan di atas daratan dan menghasilkan hujan.
Selanjutnya bulan-bulan lebih masbodoh akan terjadi kejadian sebaliknya. Air akan kehilangan panas lebih singkat daripada tanag, sehingga udara diatas daratan lebih hangat dibanding di atas lautan. Kondisi ini mengakibatkan udara mengalir dari darat ke laut dan mengalami presipitasi di atas bahari sehabis pendinginan.
Jenis Musim Hujan
Musim penghujan dibagi menjadi dua jenis, yaitu isu terkini hujan basah dan kering. Musim hujan basah yakni isu terkini penghujan yang diikuti curah hujan tinggi dan lebat, sedangkan demam isu hujan kering ialah ekspresi dominan penghujan tanpa curah hujan.
Musim Hujan di Indonesia
Di daerah tropis mirip Indonesia, animo penghujan terjadi bergantian dengan ekspresi dominan kemarau atau demam isu kering dan dipengaruhi oleh gerak semu matahari tahunan. Pergerakan matahari akan mengganti peta suhu udara dan permukaan tanah, serta samudera. Perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara.
![musim hujan](https://rimbakita.com/wp-content/uploads/2020/07/musim-hujan.jpg)
Umumnya ekspresi dominan hujan terjadi di bumi yang sedang mengalami posisi zenith peredaran semu matahari. Zenith merupakan titik di angkasa yang persis berada diatas titik pengamatan. Posisi ini tergantung oleh arah gaya gravitasi bumi di kawasan pengamat berada.
Musim penghujan di Indonesia berjalan pada bulan Oktober sampai Maret. Pada periode ini curah hujan rata-rata di Indonesia sekitar 1.600 mm setuap tahun. Akan tetapi sebaran tersebut tidak merata, misalnya di Palu dan Timor yang cuma mengalami curah hujan 500 mm hingga 700 mm per tahun.
Kondisi tersebut berbeda dengan tempat utara Indonesia seperti Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi Riau, Bengkulu dan daerah Jawa Barat seperti Bogor dan Bandung yang mengalami curah hujan sangat tinggi.
Musim penghujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh El Nino dan La Nina dengan siklus 3 sampai 5 tahunan. Adanya fenomena El Nino menyebabkan isu terkini kemarau lebih usang dan sangat ekring, sedangkan La Nina menyebabkan curah hujan sungguh tinggi dan lebih lama dibanding biasanya.
Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Musim Hujan
Studi yang dijalankan pada tahun 2015 menyatakan bahwa pemanasan global menyebabkan imbas rumah beling yang memiliki dampak negatif dan berpotensi menghancurkan tatanan siklus isu terkini hujan. Menurut asumsi sekitar 50 hingga 100 tahun mendatang, bumi akan mengalami peningkatan curah hujan sangat tinggi pada trend panas atau kemarau.
Peningkatan curah hujan ini disebabkan oleh gas rumah kaca, seperti karbondioksida sehingga memajukan kapasitas udara menampung air. Kondisi tersebut menimbulkan peristiwa banjir di kawasan lembap. Sedangkan ketika musim kemarau di daerah tertentu akan mengalami kekeringan ekstrim.
Komentar
Posting Komentar