Budidaya Cacing Bahari Mampu Peroleh Omset Jutaan


Budidaya cacing bahari menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan karena selain mudah dalam perkembangbiakannya, Anda juga mampu mendapatkan omset jutaan rupiah.





Cacing laut atau disebut cacing lur ini banyak didapatkan di kawasan lumpur, khususnya di tambak, hutan mangrove, dan bahari. Cacing lur dijual selaku pakan alami untuk budidaya udang maupun ikan, karena mengandung gizi yang melimpah. Cacing laut ini juga sering dipakai selaku pakan induk udang di hatchery untuk menolong pematangan sel gamet.





Cacing ini memiliki struktur tubuh yang sangat khas. Yang mana tubuhnya tersusun oleh segmen-segmen. Setiap segmen tubuhnya memiliki 2 pasang mata di kepala dan cilia rastornial 4 pasang. Cacing lur juga mempunyai sepasang parapodia dan berchaetae pada setiap segmen tubuhnya. Serta memiliki sepasang rahang chitin dan pharynk musculer yang mampu digerakan membentuk sepasang proboris, dengan warna tubuhnya merah kecoklatan.   





Adapun nutrisi yang terkandung di dalam cacing laut meliputi:





  • protein sebanyak 52,6 persen,
  • lemak 29,83 persen,
  • dan serat 4,53 persen.




Jika dilihat dari kandungan nutrisi yang terdapat di dalam cacing laut tersebut, maka cacing ini sesungguhnya sangat memiliki potensi dijadikan pakan alami untuk akuakultur. Akuakultur ialah metode pemeliharaan dan penangkaran berbagai jenis makhluk hidup, seperti binatang dan flora yang hidup di perairan. Tentunya, akuakultur ini dilakukan dengan tujuan komersial. Akuakultur umumnya dilaksanakan di air tawar maupun air laut, yang membudidayakan udang, kerang, rumput bahari, sampai ikan.





Baca Juga: Cara Budidaya Cacing Darah Mulai dari Awal Hingga Panen





Manfaat Cacing Laut





Manfaat utama dari cacing bahari ini yakni untuk membantu proses pematangan sel gamet udang. Karena cacing lur mengandung asam lemak esensial yang diperlukan untuk menyempurnakan fase perkembangan sel telur pada udang maupun ikan.





Kemudian, berdasarkan penelitian, udang yang diberikan pakan cacing bahari akan mempunyai pertumbuhan dan pembenihan yang lebih baik dibanding udang lain yang diberi pakan artemia. Cara tunjangan pakan berupa cacing bahari ini dengan membentuk cacahan atau tepung, kemudian dicampurkan ke dalam pelet pakan udang.





Di Indonesia, bisnis cacing lur memang masih belum berkembang, tetapi untuk di luar negeri seperti Belanda, Inggris, dan Australia, budidaya cacing laut ini sudah berkembang cukup usang.





(Sumber: Mongabay.co.id)




Karena dilihat dari peluangyang dihasilkan dari cacing lur ini, sebetulnya cukup memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha yang menguntungkan. Apalagi, sekarang pemerintah sedang menggenjot buatan udang nasional. Budidaya cacing laut mampu menjadi opsi bisnis yang menghasilkan pakan alternatif untuk pembenihan udang.





Budidaya Cacing Laut





Lalu bagaimana cara budidaya cacing bahari dengan baik dan benar sehingga menghasilkan laba yang berlipat-lipat? Simak klarifikasi berikut ini:





1. Persiapan Pembenihan





Persiapan pembenihan pada budidaya cacing bahari ini dimulai dari pengambilan induk cacing laut secara manual dengan menggunakan tangan. Tujuannya semoga badan cacing tidak mengalami luka atau pun terputus. Sehingga cacing yang diambil dari habitat aslinya (dari tambak, hutan mangrove, atau maritim) masih dalam kondisi utuh dan hidup. Setelah diambil, cacing ditampung di kotak plastik yang telah diberi air yang berasal dari habitat aslinya.





Cacing laut hasil tangkapan dari alam lalu dibersihkan, kemudian diletakkan di baskom yang diberi aerator untuk mensuplai oksigen sehingga cacing tetap dalam kondisi hidup. Setelah itu, cacing ditempatkan dalam kotak plastik.





2. Pembenihan Cacing Lur





Untuk menciptakan benih perlu dilakukan fertilisasi dalam wadah yang berisi air dengan salinitas 15 – 17 ppt. Dari induk yang matang tepat secara alami tadi, ditemukan oosit dan spermatozoa (tanpa dijalankan manipulasi). Oosit dan spermatozoa ini diambil dari rongga coelom dari cacing betina dan jantan memakai pipa beling berdiameter 1 mm. Sebelum dilaksanakan fertilisasi, oosit dan spermatozoa diperhatikan terlebih dulu tingkat kematangannya.





3. Pengamatan Sel Gamet





Pengamatan sel gamet dilakukan saban hari di bawah mikroskop. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menyaksikan kemajuan sel gamet yang siap dipijahkan.





Sebaiknya, hal ini dilakukan dikala cacing maritim belum mengalami kematangan gonad, namun untuk membedakannya masih sungguh sukar. Sedangkan untuk cacing yang telah matang, secara morfologi kelaminnya bisa dibedakan antara jantan dan betina.





Menurut Yuwono dalam studi faktor fisiologi untuk aplikasi dalam budidaya cacing lur (Nereis sp.) pada tahun (2002), secara morfologis untuk mempermudah membedakan antara jantan dan betinanya dapat dilihat dari warna badannya. Badan cacing jantan yang telah matang kelamin akan berwarna putih, sedangkan cacing betina saat sudah matang kelaminnya berwarna hitam kehijauan.





(Sumber: Download.garuda.ristekdikti.go.id)




4. Fertilisasi





Menurut Yuwono, pada waktu memijah binatang jantan dan betina akan mengeluarkan sperma dan telur ke perairan dan fertilisasi terjadi secara eksternal dalam perairan. Untuk fertilisasi imitasi, Anda bisa melaksanakan dengan mencampurkan set telur dan spermatozoa yang matang secara alami lewat manipulasi hormonal.





Fertilisasi dikerjakan dengan mencampurkan oosit yang masak tepat sebanyak 5 cc dengan suspensi spermatozoa yang motil sebanyak 1 cc dalam cawan plastik berisi medium sebanyak 200 cc.





Setelah 5 menit dari ketika proses pencampuran oosit dan spermatozoa, dilaksanakan observasi terhadap oosit untuk mengenali terbentuknya selaput fertilisasi selaku mengambarkan keberhasilan fertilisasi.





Oosit yang sudah membentuk selaput fertilisasi, selanjutnya akan mengalami pembelahan menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel dan seterusnya, sehingga membentuk morula. Sampai dengan hari ke-4, larva cacing gres diposisikan di substrat lumpur yang diambil dari tambak, hutan mangrove, atau bahari sesuai dengan lingkungan cacing itu berasal.





Baca Juga: Sarana Produksi dan Tahapan Budidaya Cacing Sutra Terbukti Panen





5. Siklus Hidup Cacing Laut





Setelah proses fertilisasi simpulan dijalankan, kini kita tinggal menunggu cacing bahari tersebut tumbuh akil balig cukup akal dan siap panen untuk udang atau makhluk hidup air yang dibudidayakan.





Sebagian besar cacing ini memiliki reproduksi yang bersifat monotelic, ialah hewan yang mengalami sekali reproduksi selama siklus hidupnya. Cacing lur ini juga mengalami kelamin yang terpisah. Sebelum matang, gonad betina dan jantan memang sukar dibedakan. Namun pada saat gonad telah matang mengalami pergantian warna. Cacing betina menjadi hitam kehijauan, dan tubuh cacing jantan berganti berwarna putih.





(Sumber: Pbs.twimg.com)




Peluang Usaha Budidaya Cacing Laut





Pembenihan cacing laut memang belum banyak meningkat di Indonesia alasannya kekurangan penelitian tentang aspek biologi, ekologi, reproduksi dan aspek budidaya secara massal serta faktor ekonominya. Ini menjadi potensi perjuangan sekaligus tantangan untuk diteliti lebih lanjut dalam rangka penyediaan pakan alami untuk budidaya makhluk hidup air di Indonesia.





Namun untuk pembenihan cacing ini sendiri dalam skala laboratorium telah sukses menciptakan larva hingga dengan cacing muda yang siap dimanfaatkan sebagai pakan alami udang.





Ketersediaan pakan alami dalam aktivitas budidaya udang dan makhluk hidup air lain yang dibudidayakan ini sungguh penting. Sehingga budidaya cacing laut perlu dilaksanakan guna penyediaan pakan alami dan menghemat ketergantungan pada alam.





Nah, untuk harga cacing bahari sendiri biasanya dibanderol kisaran Rp 50.000/kg. Cacing bahari hasil budidaya ini dipanen sesuai dengan tingkat kematangan gonadnya untuk kemudian dipasarkan ke hatchery udang terdekat dari area pembudidayaan.





Baca Juga: Cara Budidaya Cacing Tanah Secara Alami untuk Pemula, Lengkap dan Rinci





Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayu Bakar – Jenis, Pemanenan, Nilai Kalor, Penggunaan & Pemanfaatan